Senin, 22 Agustus 2011

PRESSLIST 2 (Appreciation of Jounalist)

MADYAPADMA JOURNALISTIC PARK
Present

PRESSLIST 2 (Appreciation of Jounalist)

JUMAT, 30 SEPTEMBER 2011
AT WORKSHOP SMA NEGERI 3 DENPASAR
Jl. Nusa Indah no. 20X, Denpasar, Bali

ACARA :

1. LOMBA KORAN DINDING (KORDING) TINGKAT SMP SE-INDONESIA TAHUN 2011

A. Ketentuan Umum Lomba
1. Lomba bersifat kelompok. Satu tim Koran Dinding (Kording) maksimal 6 (enam) orang yang berasal dari sekolah yang sama.
2. Peserta terbuka untuk pelajar SMP/MTs se-Indonesia
3. Tiap sekolah boleh menyertakan tim Kording lebih dari 1 (satu) tim.
4. Tiap Kording dikenai biaya pendaftaran sebesar Rp 150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah) dikirim ke no.rek. 6110373692 Rek. BCA an: Made Ayu Susiana Sugihasri
5. Batas Akhir Pendaftaran Kording : Kamis, 1 September 2011
6. Kording dikirim ke alamat :
Madyapadma Journalistic Park
SMA Negeri 3 Denpasar
Jalan Nusa Indah Nomor 20X, Denpasar, Bali
Kode Pos 80233
7. Batas Akhir Penerimaan Kording : Jumat, 23 September 2011
Waktu penerimaan 17.00 WITA
Untuk konfirmasi awal silahkan mengirim SMS pendaftaran ke Contact Person:
- Eka Apsari : 085739164306
- Diah Atmaning : 085739201461
- Vivin : 085737448890
8. Tidak diadakan technical meeting, untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Contact Person atau presslist2mp@yahoo.com atau melihat pengumuman di www.madyapadma-online.com

B. Ketentuan Teknis Lomba
1. Rubrik-rubrik Kording terbagi atas Rubrik Wajib dan Rubrik Bebas. Rubrik Wajib terdiri atas Laporan Utama (Laput), Laporan Khusus (Lapsus), Tajuk Rencana, Profil, Resensi, dan Artikel. Sedangkan Rubrik Bebas tergantung perencanaan masing-masing peserta.
2. Tema Kording “Meningkatkan Pengelolaan Sumber Daya Alam Indonesia Yang Berkelanjutan Untuk Meningkatkan Daya Saing dan Kesejahteraan Rakyat.”
3. Ukuran Kording 85x58 cm (tidak termasuk artistik luar).
4. Artistik luar dapat berbentuk dua dimensi.
5. Tulisan tidak boleh mengandung SARA.
6. Seluruh pengerjaan naskah dan artistik diselesaikan di sekolah masing-masing, naskah dikerjakan dengan computer atau mesin ketik.
7. Kording yang dikirim berupa print-an digital atau dicetak print sejenis baliho atau cetak offset.
8. Total nilai Kording berdasarkan kriteria penilaian yang ditetapkan panitia.
9. Pengumuman pemenang akan di umumkan di SMA Negeri 3 Denpasa pada tanggal Jumat, 30 September 2011 dan bagi peserta luar Bali dapat melihat di web : www.madyapadma-online.com
10. Keputusan dewan juri tidak dapat diganggu gugat.

C. Kriteria Penilaian
1. Penilaian aspek redaksional meliputi :
- Keunikan dan kekhasan ide
- Kedalaman materi
- Akurasi dan aktualitas fakta dan data
- sikap kritis
- Bahasa
- Gaya penulisan
2. Penilaian aspek artistik meliputi :
- komposisi
- Warna
- Inovasi dan kreativitas konsep
- Foto
- Karikatur ilustrasi
- tipografi
- keseimbangan tata letak

D. Pengumuman Pemenang
Pengumuman pemenang akan diumumkan pada uncak acara PRESSLIST 2011 tanggal 30 September 2011.

E. Pemenang dan Hadiah
1. Juara I uang pembinaan Rp 1.000.000, ditambah piagam dan trofi
2. Juara II uang pembinaan Rp 750.000, ditambah piagam dan trofi
3. Juara III uang pembinaan Rp 500.000, ditambah piagam dan trofi
4. Juara Harapan I mendapatkan piagam
5. Juara Harapan II mendapatkan piagam
6. Masing-masing rubrik terbaik mendapatkan piagam penghargaan.
Contact Person:
- Eka Apsari : 085739164306
- Diah Natha : 085739201461
- Vivin : 085737448890


2. PELUNCURAN BUKU KARYA TEAM MADYAPADMA
Peluncuran buku buku hasil karya team penulis Madyapadma Journalistic Park.
Contact Person:
-Dhea: 081999519507

3. PELUNCURAN MPTV-ONLINE PRESSLIST 2 MADYAPADMA JOURNALISTIC PARK

Acara peluncuran video blog MPTV online yang akan menyiarkan acara berupa :
- Film Dokumenter
- Film Pendek (Cerita)
- Serial Jelajah Lingkungan
- Talk Show
- News
Contact Person:
-Chania: 082146145140
-Ayu Susiana : 081936003004

4. LOMBA CIPTA CERPEN SE-SMAN 3 DENPASAR MADYAPADMA JOURNALISTIC PARK

A. Ketentuan Peserta
1. Peserta adalah siswa SMAN 3 Denpasar
2. Peserta membayar biaya pendaftaran sebesar Rp 10. 000
3. Peserta mendaftarkan diri sekaligus mengirimkan karyanya paling lambat tanggal 5 September 2011
4. Karya cerpen bertemakan “Konflik”
5. Karya cerpen harus orisinil, bukan saduran, terjemahan atau jiplakan.
6. Karya cerpen belum pernah dilombakan atau dipublikasikan.
7. Karya cerpen ditulis dalam Bahasa Indonesia.
8. Diketik dalam program MS Word for Windows, huruf Times New Roman 12pt, spasi 1,5, kertas A4, dengan margin kiri 4 cm, kanan 3 cm, atas 4 cm, dan bawah 3 cm.
9. Dengan ketentuan jumlah kata 2000 - 4000 kata.
10. Cerpen diserahkan rangkap empat (1 asli, 3 fotokopi) dan soft copinya dalam CD.
Contact Person
- Lala: 085739630460
- Vivin: 085737448890

INFO SELENGKAPNYA :
EMAIL : presslist2mp@yahoo.com
WEBSITE : www.madyapadma-online.com

Rabu, 03 Agustus 2011

MADYAPADMA TRISMA...:D


Awal sekolah, awal dimana aku masi semangat-semangatnya nyari kegiatan tambahan, pastinya lewat ekstra kulikuler. Setelah promosi ekstra, aku bener-bener dilemma milih ekstra antara ikut KIR lagi atau masuk ke dunia jurnalistik. Pertimbangan panjang, hampir semua aku tanyain, mana bagusan ikut KIR atau jurnalistik. Seminggu berlalu dengan kebingungan dan kebimbangan, akhirnya aku bertekat bulat buat gabung sama jurnalistik di di sekolah baru ku. Ya, MADYAPADMA Trisma. Sejak saat itu Madyapasma menjadi rumah baruku, dan setiap orang yang ada di dalamnya kini menjadi saudara baruku yang member warna baru di setiap hari-hari ku.
                Banyak kegiatan yang ada di Madyapadma. Mulai dari jurnalistik, penelitian, tulis menulis dah pokoknya. Kita diajarin gimana berfikir kritis dalam melihat suatu permasalahan. Kata “Kak Ananta” (Pembina MP) kita disuru buat berfikir di luar kotak. Jadi kita melihat permasalahan tidak hanya dari satu sisi, tapi juga dari berbagai sudut pandang yang mungkin luput dari pandangan orang lain. MP ga Cuma bergelut di bidang tulis menulis. Mp juga udah menggeluti dunia perfilman, TV (MP TV Online), Radio (VOT), Foto, Penelitian, Penerbitan buku karya-karya MP, yaa banyak deh pokoknya. MP tue nano-nano, sedih seneng susah kerjasama persaudaraan impian dan cita-cita, semua ada di MADYAPADMA.
                Hum, MP punya banyak hal dan kegiatan yang seru. Mulai dari PJTD, PKSTD, WISJUR, dan kegiatan-kegiatan lain yang Cuma kita dapet di MP. mau liat gimana serunya, yoo liat deh moment-moment yang sempet di abadikan.......... 



PJTD, Krisna CM Baca buku  

PJTD, Kak ananta lagi berbagi pengalaman 


 PJTD, Kak Ananta lagi serius


PJTD, Latian debat


WISJUR, Di tebing pantai Geger 


Wisjur, Menelusuri pesisir pantai Balangan 


WISJUR, Moment kebersamaan antar anggota dan alumni MP


WISJUR, Persiapan untuk games Ulat Bulu 


WISJUR, Keakraban setelah makan siang


nah, itu sepintas moment-moment seru yang muncul di kegiatan MP, pastinya semua punya makna tersendiri buat yang terlibat di dalamnya...

Satu ... Dua... Tiga...
MP TRISMA,,,,,,,,,,,

Selasa, 02 Agustus 2011

Bondan Prakoso and Fade 2 Black- Not With Me Lyrics


1.    Titz
I'm walking up from my summers dreams again
try to thinking if you're alright
then I'm shattered by the shadows of your eyes
knowing you're still here by my side
*reff:
I can see you if you're not with me
I can say to my self if you're OKAY
I can feel you if you're not with me
I can reach you my self, yuo show me the way

life was never be so easy as it seems
'till you come and bring your love inside
no matter space and distance make it look so far
still I know you're still here by my side
back to *reff

Bondan:
yea..you've made me so alive ,you give the best for me..love and fantasy yeah..
and i never feel so lonely, coz you're always here with me..yeah..always here with me
back to *reff
I'm walking up from my summers dreams again
try to thinking if you're alright
then I'm shattered by the shadows of your eyes
knowing you're still here by my side..

PARIWISATA, JATUH BANGUNNYA PULAU DEWATA


Dunia Pariwisata, merupakan nadi utama penggeliat perekonomian Bali. Pariwisata juga yang membuat Bali terkenal hingga ke pelosok dunia. Bahkan para penduduk dunia lebih mengenal pulau Bali di bandingkan Indonesia. Masyarakat Bali membanggakan hal ini. Mereka senang tanah kelahiran mereka di puji, ditambah lagi dengan lapangan pekerjaan yang muncul akibat melesatnya dunia pariwisata.
Bangli, 2010
               Ini mendorong para semeton Bali untuk semakin giat mengembangkan dunia pariwisata. Mulai dengan mendirikan pusat-pusat pariwisata seperti hotel, restaurant ataupun tempat-tempat pertunjukan budaya. Semua ini dianggap mampu membangun pariwasta bali, hingga akhirnya mampu membantu perekonomian Bali. Padahal sesungguhnya tanah Bali semakin di eksploitasi dengan ambisi masyarakat Bali sendiri.
Mungkin hanya materi yang ada di benak orang-orang yang giat mengeksploitasi pariwasata. Tak mempertimbangkan apa sesungguhanya menjadi kebanggaan Bali, hingga mamu menarik perhatian milyaran pasang mata di luar sana. Bali yang dulunya asri, berbudaya, penuh dengan dengan masyarakatnya yang bersahaja dan ramah serta religius. Itu lah Bali yang dulu.
Namun sayang, keadaan itu kini perlahan semakin berubah. Krama bali semakin bringas dengan pariwisatanya. Sawah-sawah yang merupakan sumber pengasil pangan, tanpa rasa tega tak ditanami padi lagi, tapi justru ditanami tiang-tiang beton yang berdiri kokoh. Restaurant, hotel, dan panging-panggung pertunjukan itu lah yang ditemukan sejauh mata memandang. Padahal dulu, ketika mata berkeliling, ada saja lahan hijau persawahan yang terlintas. tapi sayang itu dulu.
Para petani juga tergiur akan tawaran harga dari investor terhadap tanah mereka. Tanpa fikir panjang mereka melepas begitu saja lahan sawahnya. Kendatu bagi orang Bali, sawah memiliki arti penting, padi ditanam di sawah, dan padi juga melambangkan Dewi Sri, dewi kemakmuran. Tapi itu juga tidak menjadi pertimbangan. Uang dan materi itulah yang menjadi tujuan utama mereka kini. Tak lagi seperti dulu yang religius dan berbudaya.
Pantai kini juga menjadi sasaran para investor untuk menancapkan tiang-tiang pariwisata. Pantai yang juga memiliki arti penting bagi karma Bali. Pantai dalam konsep hindu, dianggap sebagai tempat yang suci. Di pantai atau yang dikenal dengan segara di kalangan umat hindu Bali diyakini sebagai tempat yang berfungsi untuk melebur segala hal yang bersifat negatif. Di pantai juga dianggap tempat untuk menyucikan diri ataupun benda-benda pusaka. Setiap hari raya tertentu seperti hariraya Banyu pinaruh, masyarakat Bali berbondong-bondong pergi ke segara untuk menyucikan diri, setelah hari turunnya ilmu pengetahuan. Sebelum hari raya nyepi umat hindu juga ke segara dengan menyungsung due dari pura yang ada di desa-desa.  Pratima, Barong, atau  benda-benda suci lainnya diiring menuju pantai oleh masyarakat desa untuk disucikan sebelum menyambut taun baru saka pada hari raya nyepi.
Begitu pentingnya arti segara, dan keyakinan hindu yang percaya bahwa segara merupakan tempat yang suci, tak membendung langkah karma Bali  untuk menjadikan kawasan ini sebagai kawasan pariwisata. Di tepi-tepi pantai Jimbaran kini banyak berderet restaurant-restaurant yang menjadikan pantai sebagai nilai tambah untuk tempat mereka. Dengan harapan tamu yang singgah ke tempat mereka bisa menikmati kendahan pantai yang sesungguhnya memiliki arti sacral ketika mereka tengah makan sembarai bercengkrama dengan rekan mereka. Ini juga merupakan bukti bahwa keyakinan umat hindu bali tergoyahkan akan limpahan materi yang diberikan oleh dunia pariwisata.
Para investor diuntungkan dengan ambisi msemeton bali yang semarak mengembangkan pariwisata. Tapi sayang semakin lama tanah bali semakin jauh dari bali yang sebenarnya. 

Rabu, 18 Mei 2011

PERTEMUAN DALAM TUNTUNAN LANGKAH


Mungkin takdir yang menuntun langkahku hingga sampai ke tempat ini. Hingga kini kutlah menjadi bagian dari keluarga besar sekolah ini, salah satu sekolah ternama di kota ini. Kebanggaan dan sedikit beban yang kurasa. Ya, aku bangga lantaran aku bisa ditrima bergabung di keluarga ini dan aku yakin masih banyak orang diluar sana yang ingin menjadi keluarga besar sekolah ini. Tapi sejalan dengan itu aku juga merasa memiliki tanggung jawab untuk ikut membesarkan sekolah ini, setidaknya dengan menyumbangkan prestasi melalui hobi menulis ku. Tapi yang paling penting sekarang, aku harus melupakan beban itu dan menggantinya dengan ketulusan berbuat agar segala yang aku perbuat lebih bermakna dan lebih maksimal.

Beberapa bulan setelah resmi menjadi bagian sekolah ini, kami di perkenalkan dengan berbagai ekstra, dan tibalah saatnya untuk kami memilih menempatkan diri di bagian mana. Kebimbangan yang begitu melanda ku saat itu. Aku bingung memilih untuk bergabung dengan ekstra KIR yang telah ku geluti sejak duduk di bangku SMP, atau mengembangkan hobi menulisku di Ekstra jurnalistik. Berbagai cara kulakukan untuk menentukan pilihanku, bertanya sana sini, meminta pendapat. Tapi ujung-ujungnya aku membulatkan tekat ku untuk masuk ke dunia baru, dunia jurnalistik. Ketika aku memilih dunia ini, aku sedikit bimbang, begitu banyak yang ingin bergabung, tetapi yang bisa menjadi anggota hanya 30 orang. Sleksi harus dilewati untuk menyaring sekian banyak yang ingin bergabung hingga menyusut menjadi 30 orang. Syukurnya aku diterima menjadi anggota ekstra itu.
Hari pertama ekstra, kami diperkenalkan dengan bidang-bidang yang ada di ekstra itu. Begitu banyak dan hampir semua aku sukai. Mulai dari menulis, foto, hingga film semua ada dalam satu ekstra. Kini menjadi bagian dari salah satu ekstra besar di sekolah ini menjadi kebanggaan baru bagi ku. Hari itu juga kami dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mengerjakan kording setiap 3 minggu sekali. Dan saat itu lah aku pertama kali mengenalnya, terang saja aku satu kelompok dengannya. Saat itu tak ada yang istimewa bagi ku. Yang ku tau saat itu ia sedang sibuk bermain game dengan laptopnya. Diskusi antara kami sedikit sepi, salah satunya karna kelompok kami tidak lengkap, dua dari kami tidak hadir saat itu. Tak banyak yang kami bicarakan, mungkin bisa dibilang kami hanya bertukar no hp saat itu, agar komunikasi lebih lanjut dapat dilakukan lewat hp.
Bebrapa hari setelah pembagian kemlompok ini, pembina ekstra mengadakan sleksi kepada pengurus maupun anggota baru, untuk mengikuti lomba jurnalistik. Ddalam sleksi ini salah satu rubrik yang aku pilih adalah profil. Saat sleksi kami hanya diberi waktu 60 menit untuk mengerjakan profil, maka kami harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Aku berfikir tak ada waktu untuk berkeliling di sekolah yang kala itu sudah sore untuk menemukan seseorang yang kemudian bisa aku jadikan narasumber. Segerasa saja aku mengajak orang di sebelahku untuk kujadikan narasumber. Kebetulan ia juga mengikuti sleksi profil maka gampang saja kami saling bertukar utuk wawancara.
Kala itu banyak anak-anak yang mengikuti sleksi duduk-duduk di depan kelas ku. Hingga ketika aku mulai menulis, sepi dan kesunyian pun terasa. Ternyata tinggal aku dan dia di tempat itu. Suara angin yang mendesir dan kicauan burung yang merdu mengiringi ku menulis. Suasana senja dan langit yang mulai memerah di depan kami membuat suasana begitu nyaman. Sesekali dia menanyakan hal-hal yang kurang jelas untuk memnulis profil ku. Dan mungkin saat itulah aku mulai tertegun olehnya. Sesekali aku menepis perasaan itu, tapi semakin aku menepisnya semakin aku meyakininya. Tak pernah aku merasa seperti itu ketika aku bersama orang lain, merasa begitu nyaman dan bahagia.
Kording edisi pertama harus segera di selesaikan. Sayangnya, dia sakit dan kami hanya mengerjakan kording berempat. Aku menyampaikan info tentang pengerjaan kording kepadanya. Aku memberitaukan rubrik-rubrik yang harus dikerjakannya. Tapi ternyata komunikasi kami berlanjut hingga kami akrab. Hari demi hari kulalui, tanpa ku sadari aku dan dia semakin dekat. Pulang sekolah dia sering mencari ku kekelas, untuk internetan atau mengerjakan tugas ekstra. Ia mulai sering mengikuti ku jika aku ada kegiatan. Dan kamipun sering terlihat bersama. Hingga kami sering diganggu oleh teman-teman. Tapi aku tidak mau menilai hal ini berlebihan aku tau dia sudah ada yang punya.
Suatu ketika, aku mendapatkan informasi bahwa lomba debat tingkat SMA yang ku ikuti sejak SMP kini diadakan kembali. Aku memutuskan untuk kembali berpartisipasi. Saat itu aku baru mendapat satu orang yang mau maju dengan ku, dia juga dulu satu SMP dengan ku dan kini kami sama-sama ada diekstra jurnalistik. Aku sedikit bingung untuk memilih satu orang lagi yang bisa menjadi kelompok ku, akhirnya aku memutuskan mengajak dia untuk bergabung dan syukurnya dia bersedia.
Tak terasa, lomba debat itu telah tiba. Tak ada persiapan sedikitpun, kami hanya bermodalkan tekat dan kebranian. Hingga kami kagok ketika bertemu lawan yang memang sudah mantap dari taun ke taun. Kala itu aku sedikit bingung melihat tingkahnya, dan benar saja ada yang tidak beres dengan dia hari itu. Ia memberitaukan tantang kondisinya kala itu. Wajah tanpa ekspresi, kaget dan bingung seketika menrundungku. Kesedihanpun menyelimuti, air mata terasa tertahan di pelupuk mata. Tapi ia memintaku untuk merahasiakan ini dari siapapun. Sesungguhnya ada rasa tidak percaya, tapi itulah kenyataan.  Dan Aku memutuskan untuk mengalah dari lawan agar kelompok kami gugur dan kami bisa segera pulang.

Aku bingung kenapa dia mau memberitau hal itu kepada ku. Aku bingung, aku belum lama mengenalnya, tapi kenapa dia memberitaukan rahasianya kepadaku? Aku menyanyakan hal ini kepadanya dan sederhana saja ia menjawab. “aku percaya sepenuhnya sama kamu“ aku terkejut mendengar pernyataannya walaupun menyiratkan kebahagiaan di hatiku. Ia juga memintaku untuk memperlakukannya seperti biasa, seperti aku memperlakukannya sebelum aku mengetahui tentang kondisinya itu.
Walu sedikit berat aku menyanggupi permintaannya. Aku memperlakunnya seperti biasa walau terkadang aku sedikit posesif. Aku belum bisa menepis perasaanku. Sikapnya kepadaku membuatku semakin meyakini perasanku. Aku bingung, apakah dia merasakan hal yang sama seperti apa yang aku rasakan? Fikiran ku menepis itu, dia sudah ada yang punya sudahlah. Yah kebingungan dan kebimbangan kembali melanda. Sekali lagi aku memutuskan untuk biasa saja.
Sore itu, aku dan dia pergi ke pantai dekat rumah ku. Kami bermain disana, dia terlihat begitu bahagia. Aku senang  senyuman kembali terlihat di wajahnya. Aku baru menyadari ternyata aku dan dia memiliki hobi yang sama. Yaitu bermain di alam. Kami tidak begitu senang bermain di tempat keramaian seperti supermarket atau tempat keramaian lainnya. Alam menjadi pilihan kami karena kami menanggap alam dapat memberikan kesejukan dan kenyamanan. Sebelum pulang ia sempat berkata “kalau aku disuru pualng besok, aku ga akan nyesel, aku udah bahagia banget hari ini” aku sedikit kaget mendengarnya. Mengapa dia bisa begitu bahagia padahal aku dan dia hanya bermain di pantai saat itu. Fikiran ku mulai berjalan-jalan memikirkan banyak hal. Tapi skali lagi aku berusaha menepisnya.
Sekian lama kami lalui dengan kebersamaan dalam persahabatan. Yah walaupun aku membohongi perasaan ku dengan halus. aku merasa bahagia karna aku dan dia bisa saling berbagi. Semakin lama aku merasa dia juga merasakan hal yang sama, tapi lagi-lagi aku berusaha menepisnya. Hingga akhirnya hari itupun tiba. Hari dimana kami jujur dengan perasan masing-masing. ternyata dia juga merasakan hal yang sama. Aku terkejut dan bahagia.
Hari itu terasa begitu berbeda, semua yang berusaha aku tepis ternyata suatu kebenaran yang tidak perlu di tepis. Aku dan dia pun kini bersama, setelah ia memutuskan untuk menjalani semua hanya dengan ku. Ini tak hanya kebahagian bagi aku dan dia, tetapi juga kabar gembira bagi teman-teman di sekitar ku. Satu yang aku tak mengerti hinga sekarang, dan mungkin juga yang tidak ia mengerti hinga detik ini, kenapa aku dan dia bisa saling menyayangi. Tapi yang kami tau pasti aku nyaman dengannya begitu juga dia.
Takdir yang menuntunku berjalan ke tempat ini, membuatku bertemu dengannya. Suratan yang membawaku bergabung dengan keluarga baruku membuat ku menganalnya. Hari-hari yang kulalui kini menumbuhkan kebersamaan antara aku dan dia. Dan kini dia menjadi suatu kebanggan baru di hidupku dan semoga selalu begitu.



Kamis, 17 Maret 2011

Melihat ke Laut


Ada banyak hal yang seharusnya kita tau dan kita mengerti. Tapi semakin kita berusaha menguasainya, ternyata semakin banyak yang belum kita jamah. Ilmu pengetahuan bagai lautan dan hamparan samudra. Sebelum kita menyusurinya dan saat kita berada di tepi pantai, kita dapat melihat hamparan laut yang luas di depan kita. Tetapi ketika kita berusaha menyusurinya ternyata lautan tak haya ap yang kita liat dari tepi pantai tempat kita berdiri. Tetapi sesungguhnya banyak yang belum kita lihat. Semakin kita berusaha mengarungi lautan semakin jauh kita pergi meninggalkan tepi pantai tempat kita berdiri. Semakin banyak permukaan laut yang pernah kita lihat dan kita tau, semakin banyak ada hal yang berbeda dari permukaan laut yang kita lihat dari tepi pantai tadi. Perbedaan ini semakin membuat kita bertanya apa yang menyebabkannnya terjadi. Seiring dengan itu, kita semakin menyadari kita tau semakin banyak dan kita juga merasa bahwa banyak hal yang belum diketahui.
Terlebih lagi ketika kita berusaha menyelami lautan, semakin banyak hal aneh yang belum kita ketahui dan tidak dapat kita liat dari tepi lautan. dan pastinya ketika kita mengetahui alam bawah laut, semakin banyak juga pertanyaan dan hal yang tidak kita mengerti menghampiri kita. Terang saja, alam bawah laut berbeda dengan daratan tempat kita berpijak dan menjalani hidup.


Dari sini juga kita semakin menyadari ilmu pengetahuan tidak jauh berbeda dengan hamparan samudra. Semakin kita berusaha untuk mengarungi dan menyelami ilmu pengetahuan, maka kita semakin banyak mengetahui hal yang tidak kita ketahui sebelumnya, tetapi ketauan kita ini akan diringi dengan lebih banyak ketidak tauan yang menuntut kita untuk semakin tau.

Minggu, 30 Januari 2011

Konvensional Lebih Manjur


Manusia dan lingkungan, adalah dua hal yang saling melengkapi. Manusia ciptaan tuhan dengan segala keterbatasannya dan dengan berbagai kebutuhannya yang tak terbatas pastinya memerlukan pelangakap dalam hidupnya. Alam memberikan berbagai hal yang dibutuhkan oleh manusia. Kehidupan manusia di dunia sangat bergantung dengan alam. Mulai dari tempat tinggal, makanan, air, dan berbagai hal lainnya diperoleh dari alam dan lingkungan sekitar.
            Sama halnya dengan manusia, alam pun membutuhkan campur tangan manusia dalam pelestarian dan perawatannya. Mulai dari sekedar menanam pohon, menjaga hutan hingga melestarikan flora dan fauna lainnya yang telah ada di dunia ini. Hal ini menunjukkan bahwa manusia dan alam saling ketergantungan agar dapat menjaga bumi ini tetap nyaman untuk menjadi tempat tinggal bagi makhluk hidup.
            Namun sayang, alam dan manusia kini seakan sedang bertarung sengit. Alam melawan manusia dengan menimbulkan berbagai bencana alam di berbagai belahan dunia. Mulai dari banjir, puting beliung, kebakaran hutan, gunung meletus, hingga tsunami. Tak jarang bencana alam seperti ini muncul secra bertubi-tubi di suatu negara. Seperti tsunami yang terjadi di Aceh yang kemudian disusul dengan tsunami di Yogyakarta. Dan gunung meletus yang baru-baru ini terjadi di Indonesia. Selang beberapa hari saja setelah Gunung Merapi meletus, Gunung Bromo kembali meletus dan seakan mengguncang Tanah Jawa. Banyak korban jiwa yang jatuh, selain itu perekonomian juga ikut mengalami gangguan.
            Bencana yang mengguncang suatu daerah tak hanya berpengaruh pada daerah tersebut saja, namun dapat berimbas luas pada daerah-daerah sekitarnya. Kegiatan prekonomian terganggu karena banyak petani gagal panen lantaran lahannya rusak, investor banyak menarik modalnya, dan wisatawan pun enggan berkunjung akibat bencana alam. Pendidikan terganggu lantaran banyak gedung sekolah rusak karena bencana alam. Transportasi terganggu lantaran ada jalan-jalan yang putus yang juga diakibatkan oleh bencana alam.
            Tapi jika kita mau meninjau kembali, dan mengintrospeksi diri, tidak salah alam menunjukkan kemurkaannya. Manusia yang  seharusnya menjadi sahabat alam dan memelihara alam. Kini justru hanya menjadikan alam sebagai pemuas kebutuhan semata. Terjadi exploitasi tambang dimana-mana. Pembalakan liar semakin tak terkendali. Laut pun tak luput dari tangan-tangan tak bertanggung jawab. Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kegiatan manusia ini nyaris  luput dari perhatian. Satu hal lagi yang berpengaruh besar terhadap kerusakan lingkungan adalah berbagai limbah kegiatan manusia yang dibuang begitu saja ke alam. Polusi kendaraan dan asap-asap pabrik mendominasi dan tidak diimbangi dengan penyedeia oksigen berupa tumbuhan-tumbuhan hiajau. Hingga akhirnya saat ini lapisan ozon menipis dan global warming pun terjadi.
            Pengaruh global warming yang begitu besar seakan mengubah siklus kehidupan di dunia. Mulai dari musim yang kini tak beraturan. Cuaca hujan ataupun cerah kini sulit di prediksi. Kekacauan iklim ini juga diikuti dengan kekacauan yang terjadi pada siklus hidup tumbuhan. Khususnya tumbuhan musiman seperti mangga, durian, dan berbagai jenis tumbuhan lainnya. Tumbuhan-tumbuhan ini juga seakan ikut dilanda kebingungan dengan musim yang semakin tak menentu ini. Durian yang  seharusnya berbuah pada musim durian pada bulan januari atau februari kini justru belum tentu berbuah. Begitu juga dengan tumbuhan musiman lainnya.
            Hal ini terjadi lantaran perkembangan tumbuhan sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim dan cuaca di bumi. Ini terjadi karena keadaan cuaca dan iklim mempengaruhi ketersedian air dan suhu di bumi. Perubahan cuaca yang begitu extrim membuat tumbuhan juga harus semakin cepat menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan alam. Hampir semua aspek kehidupan bergantung dengan tumbuhan. Tumbuhan lah yang menyebabkan adanya hutan yang merupakan habitat bagi hewan. Tumbuhan lah yang menjadi sumber sandang, pangan, dan papan bagi manusia.
Dapat dibayangkan, dengan tingginya tingkat ketergantungan antara tumbuhan dengan makhluk hidup lainnya, maka dengan kekacauan yang terjadi pada tumbuhan secara tidak langsung akan mengakibatkan kekacauan-kekacauan berikutnya. Tumbuhan di hutan yang seharusnya menjadi penyedia makanan bagi hewan yang tinggal di hutan justru tidak mampu menghasilkan makanan secara maksimal untuk hewan-hewan yang hidup di sekitarnya. Hewan sulit menemukan makanan walau pun pada musim pohon tertentu berbuah. Biji buah dari suatu tumbuhan yang seharusnya dapat disebarkan agar tumbuh menjadi individu baru oleh hewan setelah memakan buah dari pohon tersebut manjadi semakin sedikit. Persebaran pohon juga menjadi terbatas.
Tak hanya tumbuhan liar, tanaman yang ditanam secara sengaja atau dibudidayakan oleh manusia juga mengalami hal yang sama. Walaupun secara teori petani telah menanam tumbuhan yang sesuai musim, namun belum tentu tanaman tersebut dapat berkembang dengan baik. Hal ini terjadi karena kembali kepada pengaruh musim dan cuaca yang tidak menentu dan sulit di prediksi. Hal ini berpengaruh terhadap ketersediaan pangan bagi manusia.
Manusia dan hewan juga menerima pengaruh langsung akibat pemanasan global ini. Berbagai penyakit mulai berkembang. Salah satu penyakit yang kini menghantui iyalah penyakit kanker kulit. Hal ini terjadi karena radiasi matahari. Lapisan ozon yang semakin menipis ini menyebabkan radiasi matahari tidak dapat di bendung atau di saring sehingga lolos begitu saja ke bumi.
Belakangan ini memang telah dilakukan berbagai upaya untuk mengatasi pemanasan global ini. Banyak upaya yang telah dilakukan baik oleh pihak pemerintah maupun pihak suwadaya untuk mengatasi dampak dari pemanasan global ini. Di beberapa daerah pemerintah telah memperbanyak kendaraan umum untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi sehingga polusi udara dapat berkurang. Melakukam kegiatan bersepeda bersama. Penghijauan dilakukan di berbagai tempat yang memungkinkan. Pinggir-pinggir jalan telah di Tanami tumbuhan. Berbagai limbah telah diusahakan agar dapat diolah kembali, baik untuk digunakan kembali atau hanya sekedar membuat limbah ini ramah lingkungan.
Salah satu upaya yang sesungguhnya dapat dilakukan ialah dengan lebih menekankan dan memperkenalkan kembali tentang Konsep Tri Hita Karana kepada masyarakat, khususnya masyarakat Bali. Namun konsep ini tetap dapat di terapkan di berbagai daerah, karena konsep ini bersifat universal. Konsep ini menjelakan tentang tiga hubungan yang harus dibina dengan baik. Hubungan baik antara manusia dengan Tuhan yaitu Prahyangan, hubungan baik anatara manusia dengan manusia yang disebut dengan Pawongan, dan hubungan baik antara manusia dengan alam dan lingkunagn atau palemahan.
Dalam konsep ini yang ditekankan adalah kepercayaan. Kepercayaan yang dimaksud ialah, kepercayaan dimana kebaikan dan ketentraman akan sealu menghampiri kita jika kita mau dan mampu menjaga hubungan baik dengan Tuhan, sesama manusia, dan pastinya juga dengan alam dan lingkungan sekitar kita. dan keyakinan bahwa bencana pasti akan datang ketika hubungan baik ini tidak terjaga lagi. Seperti yang tengah melanda bumi kita saat ini.
Seperti yang terjadi di salah satu desa adat di Kabupaten Tabanan, yaitu desa Sekar taji. Desa ini mampu menjaga kelstarian hutan bambu yang ada di wilayahnya. Dalam menjaga hutan bambu ini warga masyarakatnya hanya dilandasi dengan kepercayaan dan adat serta gotong royong. Hal ini telah diwariskan secara turun temurun. Hingga kini hutan bambu di desa tersebut tetap lestari sehingga lingkungan dan kehidupan mereka tetap terjaga keasriannya.
Alangkah lebih baiknya, jika cara-cara tradisional yang dilakukan oleh masyarakat ini bisa diterapkan kembali di era modern ini. Walaupun cara ini bersifat konvensional namun kesuksesan masyarakat dalam menjalankannya lebih nyata terasa dari pada cara-cara modern yang dilakukan dan diupayak

Sabtu, 29 Januari 2011

Potret Pendidikan Indonesia


Belajar di kelas sudah menjadi rutinitas bagi setiap siswa. Belajar juga merupakan suatu kewajiban bagi mereka yang masih menyandang status sebagai seorang pelajar. Kegiatan belajar tidak hanya berlangsung di sekolah namun juga dapat berlangsung di luar sekolah. Pada umumnya waktu yang dihabiskan siswa untuk belajar di sekolah, cenderung lebih sedikit dari pada waktu yang dihabiskan di luar sekolah. Waktu yang dihabiskan siswa di sekolah hanya 7 hingga 8 jam dari 24 jam dalam sehari, dan sisanya diisi dengan berbagai kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran sekolah. Seperti bermain, menjalankan hobi, menonton TV dan lain sebagainya.
Kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah atau yang disebut dengan pembelajaran formal diatur oleh peratran-peraturan dari pemerintah dan memiliki kurikulum yang telah ditentukan. Kurikulum pendidikan di Indonesia telah berganti selama beberapa kali. Kurikulum pendidikan yang pernah diterapkan di Indonesia diantaranya adalah KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) dan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). KTSP yang berlaku di Indonesia saat ini memberikan ruang bagi guru untuk membuat kurikulum bagi sekolahnya masing-masing. Di satu sisi kurikululum ini dapat menjadi ruang bagi para guru yang kreatif untuk menuangkan ide-ide cemerlangnya tentang kurikulum yang tepat untuk diterapkan dalam sistem belajar mengajar sehingga mampu mencapai hasil belajar yang maksimal dari para siswanya. Namun di sisi lain bagi para guru yang kurang memiliki kreatifitas, maka perkembangan pembelajarn di sekolahnyapun akan ikut gerak jalan atau bahkan semakin menurun.
Sementara itu ujian nasional tetap diadakan dengan tujuan pemerataan pendidikan nasional. Padahal KTSP yang diterapkan dapat menyebabkan terjadinya ketidak merataan hasil pendidikan. SDM guru yang dimiliki oleh sekolah-sekolah di daerah bagian barat tentu saja jauh berbeda dengan potensi atau SDM guru yang dimiliki oleh sekolah-sekolah bagian timur, terutama daerah-daerah pelosok desa yang sekolahnya saja masih memiliki ruang kelas yang tidak layak pakai. Hal ini menunjukan perlu dilakukan suatu sinkroniisasi oleh pemerintah terkait dengan metode dan tujuan pencapain pendidikan Indonesia agar tidak menyebabkan kebingungan di kalangan orang-orang yang berkecimpung di dunia pendidikan.  Semoga KTSP atau yang berupa otonomi pendidikan yang diberikan pemerintah kepada sekolah memang bertujuan untuk memberikan ruang yang lebih kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran di sekolahnya dan bukan merupakan dalih pemerintah untuk lepas tangan terhadap sistem dan hasil pendidikan di Indonesia.
Pendidikan formal cenderung menekankan pembelajaran yang berada di dalam kelas yang disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah tersebut. Biasanya pembelajaran ini hanya akan berjalan jika ada guru dan sekelompok siswa. Terkadang guru hanya menyampaikan dan menjelaskan tentang berbagai materi dan teori-teori yang sesuai dengan kurikulum. Tak jarang ada juga guru yang masuk kelas dan menuntut siswanya untuk bertanya sebanyak-banyaknya. Penyampaian materi pembelajaran ini sebagian besar hanya bertujuan memberikan pemahaman dan pengertian tentang suatu materi. Ada juga guru yang hanya berpatokan pada soal-soal yang diprediksikannya akan muncul pada ujian ataupun ulangan umum.
 Maka dari itu materi pembelajaran akan lebih terbatas dan hanya berkutat dan berpatokan pada soal-soal ujian sehingga materi yang dianggap tidak keluar pada ujian pada akhirnya akan diabaikan, biarpun materi itu sesungguhnya penting untuk menunjang kehidupan sehari-hari. Bagi guru yang menuntut siswanya untuk bertanya sebanyak-banyaknya, maka para siswa hanya akan mendapatkan materi sesuai dengan apa yang ditanyakan, tak jarang materi justru melenceng dari topik bahasan. Alhasil pengetahuan siswa kembali hanya terbatas seputar pertanyaan-pertanyaan yang diajukan saja.
Sangat jarang ada guru yang dalam proses pembelajarannya sehari-hari lebih menekankan pada paraktek dan implementasinya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menyebabkan siswa kesulitan untuk mengetahui dimana diterapkan dan untuk apa materi-materi yang di berikan oleh ibu bapak guru didepan kelas. Yang mereka tau pasti, adalah mereka harus mendapatkan nilai ujian yang sesuai atau melampaui KKM yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah. Ataupun hanya untuk sekedar menyandang predikat “lulus UN” pada ujian nasional. Setelah mereka menjalankan tes-tes itu maka semua materi pelajaran yang diberikan oleh bapak atau ibu guru pun ikut sirna dalam sekejap. Hal ini terjadi lantaran mereka merasa telah mencapai tujuan, yaitu mendapat nilai bagus dan lulus ujian. Alhasil setelah dihadapkan dalam kehidupan nyata kaum terpelajar masih dilanda kebingungan.
Terlepas dari sistem pendidikan formal, ada sistem pendidikan informal yang ada di luar lingkungan sekolah. Pendidikan ini utamnya didapatkan sejak dini di lingkungan keluarga. Pendidikan ini berupa penanaman sikap mental dan pembentukan kpribadian. Pendidikan ini dapat diberikan secara langsung oleh orang tuanya. Namun sebagian besar pendidikan ini dilakukan secara alami oleh seorang anak dengan meniru orang-orang yang lebih dewasa darinya. Orang-orang yang lebih dewasa ini dianggapnya menjadi figur panutan. Mereka meniru dari hal-hal kecil hinga kebiasaan dari orang-orang sekitarnya. Seperti cara makan, penampilan, gaya bicara, sopan santun hingga akhirnya membentuk suatu kepribadian dari seorang anak.
Media informasi dan teknologi juga dapat dijadikan sebagai media edukasi. Media informasi dan teknologi juga merupakan salah satu media yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap perkempangan keperibadian dari seorang anak. Melalui media informasi seperti televisi, radio, dan internet siapa saja dapat mendapatkan informasi apaun yang diingingkannya. Bagi anak-anak yang belum bisa memilah-milah mana hal yang baik dan hal yang buruk, ia akan menerima berbagai informasi begitu saja.
Seperti tayangan tentang tindakan kekerasan yang dilakukan saat rapat paripurna atau bahkan tindakan korupsi yang dilakukan oleh pejabat-pejabat kita. bukan tidak mungkin anak-anak menganggap hal ini sebagai hal yang bisa yang menyebabkan ia ingin meniru tindakan ini. Selain itu sinetron-sinetron juga memenuhi jam tayang di TV. Saat ini sebagian besar sinetron yang ditayangkan bersifat kurang mendidik. Tidak bisa dipungkiri media-media seperti ini juga memiliki peran dalam pendidikan dan pembentukan sikap mental para generasi muda.
Dari hal ini kita bisa melihat, bahwa di pendidikan formal para generasi muda sebagaian besar hanya diarahkan dan ditargetkan untuk mencapai nilai tinggi saat menghadapi ulangan dan ujian. Bukannya ditekankan kepada praktek dan implementasinya pada kehidupan serahi-hari. Padahal tujuan utama untuk bersekolah adalah untuk menjadi orang yang siap menghadapi kehidupan nyata yang menghadapkan kita pada berbagai tantangan. Bukannya hanya untuk mendapatkan nilai-nilai diatas kertas. Yang digunakan di kehidupan nyata adalah kemampuan dan pengetahuan, tidak cuma angka-angka yang dapat bersifat manipulatif. Di pendidikan informal, anak-anak bangsa telah mengalami krisis figur. Karena begitu sulitnya mencari figur, tak jarang justru banyak anak-anak yang salah langkah karena melihat figur-figur yang tak patut dijadikan panuatan.
Sebaiknya pemerintah yang memegang sistem pendidikan formal dan media yang memegang sistem pendidikan informal sebaiknya melakukan suatu evaluasi dan kerja sama. Pendidikan formal yang saat ini bertujuan sebatas mengejar angka, sebaiknya kembali diarahkan untuk menjadikan dan memacu anak-anak bangsa untuk mengejar masa depan bukannya justru mengejar angka-angka di atas kertas atau nilai semata. Media yang sebagian besar menayangkan-tayangan yang sifatnya kurang mendidik sebaiknya kembali diarahkan untuk menayangkan berbagai acara yang dapat membantu untuk mendidik dan membentuk sikap mental dari para generasi muda. Kedua aspek ini dapat bekerja sama dengan saling menunjang untuk memajukan generasi muda yang pastinya nanti akan baerdampak pada perkemabangan Bangsa dan Negara Indonesia kedepannya.

                                                

Kamis, 20 Januari 2011

SULIT DI MENGERTI

suatu malam, saat kurasakan badan kasarku terkunci kuat dan nafas ku sesak fikiran ku tak dapat berjalan. ntah apa yang sedang terjadi. apakah ku sedang bermipi atau memang benar-benar masih ada di dunia nyata. usahaku melapas belenggu seakan sia-sia, mengedipkan matapun ku tak sanggup. sampai sekarang ku tak pernah tau apa yang terjadi. sesuatu yang buruk slalu mengikuti, entah itu mimpi atau nyata. pernah ku merasa terbang megitari atap kamar ku sembari ada yang mengelus kepala ku. tak jarang hal ini justru membawaku kesuatu tempat yang ku tak tau dimana, enatah itu dunia maya atau memang benar-benar nyata. tapi yang pasti setiap ku berada disitu ku hanya bisa berdiri di sudut bidang tanpa bisa berbuat apapun. hanya melihat, mendengar dan memperhatikan. tak lebih. setelah itu semua hilang begitu saja.
situasi ini terkadang membuatku menerawang, memikirkan hal yang aku sendiri tak tau. membuat hari-hari ku semakin terasa mendung. Tuhan, semoga malam ku tak segelap itu dan ku bisa tidur dengan nyenyak...
ASTUNGKARA