Senin, 12 November 2012

Potensi Pertanian Indonesia (Part 1)

Pertanian memang menjadi salah satu hal yang sedari dulu menarik perhatian saya. Dan ini salah satu hitung-hitungan kecil dari data yang saya peroleh dari berbagai sumber. Mari perhatikan dan, apa komentar anda???

BUKAN “MARJINALISASI”, TAPI “DIMARJINALKAN”
“Indonesia Negara Agraris”  hal ini telah didengungkan kepada generasi muda semenjak di bangku sekolah dasar. Banyak faktor yang katanya membuat Indonesia layak disebut sebagai Negara agraris. Diantaranya penduduk Indonesia yang sebagian besar bekerja sebagai petani. Lahan yang luas menyebabkan pertanian sangat mungkin untuk dikembangkan. Terlebih lagi Indonesia yang terletak di garis katulistiwa menyebabkan iklim di Negara ini sangat cocok untuk pertanian. Lahan yang subur juga merupakan modal yang sangat potensial untuk menjadikan pertanian Indonesia sebagai sumber penghasilan masyarakatnya dan juga penopang perekonomian bangsa.
(Panen di daerah tampaksirig-tegalalang, 2011)
Kondisi yang sangat menguntungkan ini  hingga kini belum dimanfaatkan dengan tepat. Keunggulan dalam bidang pertanian ini tidak serta merta membuat masyarakat Indonesia terutama yang menggeluti dunia pertanian mampu memiliki kehidupan yang layak. Sebagian besar petani Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan. Banyak faktor yang menyebabkan hal ini terjadi. Sistem pengolahan lahan yang dilakukan oleh masayarakat pada umumnya, sebagian besar masih menggunakana sistem tradisional.
Pengolahan lahan dengan sistem tradisional ini biasanya dilakukan oleh petani di desa dimana mereka mendapatkan pendidikan sangat minim mengenai pertanian. Sistem yang digunakan biasanya bersifat turun-temurun sehingga hasilnya belum mampu menyaingi hasil pertanian petani-petani luar negeri yang telah jauh berkembang. Berbagai halangan juga dialami oleh petani Indonesia, seperti adanya mafia pupuk, mahalnnya harga pupuk, bibit, dan juga pestisida, serta minimnya insfratruktur daerah pertanian. Hal ini menyebabkan bertani menjadi hal yang sulit untuk dilakukan.
Untuk mengatasi hal-hal klasik seperti ini sesungguhnya merupakan peranan vital pemerintah. Namun masalah yang telah berlangsung selama bertahun-tahun ini hingga kini belum juga teratasi. Justru makin banyak permasalahan yang mengkroyok keberadaan petani Indonesia. Seperti gempuran produk impor yang menggeser keberadaan produk pertanian lokal. Kualitas yang lebih baik dan harga yang lebih murah dari produk impor ini menyebabkan konsumen lokal lebih memilih mengkonsumsi produk impor. Hal ini menyebabkan produk lokal kehilangan konsumen. 

1 komentar: